Ikan Sidat

Ikan sidat atau sering di sebut Moa, Oling (Jawa), Unagi (Jepang), Pelus (Jawa), Masapi (Kalimantan), Lubang (Jawa Barat) adalah ikan yang termasuk dalam kategori ordo Anguilliformes sub ordo Anguilloiedei. Daerah penyebaran sidat adalah di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam, seperti laut selatan. Berdasarkan report para pemancing, ikan ini mampu tumbuh hingga mencapai berat lebih dari 20 kg. Ciri fisiknya adalah bentuknya memanjang seperti ular, bermulut lebar dan mempunyai sepasang sirip dayung di lehernya. Ikan sidat termasuk ikan nokturnal yakni ikan yang aktif mencari makan pada malam hari. Makananya berupa ikan, cacing, serangga hingga unggas.

sidat
sidat (pict by angky vladimir)
Perbedaan Sidat dengan Belut
Kalau di lihat sekilas memang mirip antara sidat dan belut namun ada beberapa perbedaan yakni :
  • Sidat mampu tumbuh besar bahkan mencapai bobot 20 Kg, sedangkan belut maksimal cuma 1 Kg, itupun jarang.
  • Sidat mempunyai sepasang sirip di lehernya yang menyerupai kuping, sedangkan belut tidak punya
  • Sidat dari ordo Anguilliformes, sedangkan belut dari ordo Synbranchiformes
  • Sidat memiliki sirip sempurna, Sirip dada, sirip anus, sirip punggung sedangkan belut tidak punya.

Fase Hidup Sidat
Sidat adalah ikan petualang yang selama fase hidupnya berpindah-pindah habitat, fase hidup sidat adalah keterbalikan dari fase hidup ikan salmon, yakni ketika sudah dewasa sidat akan menuju ke laut dalam untuk kawin dan bertelur, setelah bertelur sidat dewasa akan mati dan telur-telur sidat yang menetas menjadi sidat-sidat kecil (glass eel) akan berenang dari laut ke muara, setelah cukup dewasa dan mampu berenang melawan arus sidat akan naik menuju ke sungai air tawar, bahkan ada sidat yang mencapai sungai-sungai di daerah pegunungan. Sidat-sidat dewasa akan cukup lama menempati sungai-sungai tawar hingga mereka siap untuk kawin. Ketika sudah dewasa sidat akan kembali kelaut dengan memanfaatkan arus sungai yang banjir saat musim penghujan. Setelah sampai di laut sidat akan kawin dan mati. Namun perjalanan sidat tak selalu mulus, kadang ada juga sidat dewasa yang seumur hidupnya tak bisa kembali ke laut, biasanya karena terdampar di danau atau bendungan dan tidak menemukan jalan kembali sehingga menjadi jomblo abadi, seperti kisah cintamu :D

Budidaya sidat dan Harga di pasaran Internasional
Sidat adalah ikan yang enak untuk di konsumsi. Di Jogja saya pernah menjumpai tempat makan dengan menu utama ikan sidat. Dagingnya yang enak dan penuh kandungan gizi adalah salah satu nilai ekonomis dari ikan ini. Dikarena kebanyakan masih mengandalkan tangkapan alam harga ikan inipun jauh lebih mahal dibanding ikan konsumsi lainnya.

berikut ini adalah perbandingan kandungan DHA dan EPA ikan sidat dibanding ikan jenis lain yang saya dapat dari website DJPB Kementerian Kelautan dan Perikanan :

Kandungan DHA dan EPA  (mg/100g)

No    Jenis Ikan          DHA      EPA
1       Sidat                1.337       742
2       Salmon                820      492
3       Tenggiri               748      409

Di pasaran lokal ikan sidat dihargai cukup mahal yakni 80-200 ribu perkilogram. dan lebih mahal lagi di pasaran Internasional, sidat bisa mencapai harga jutaan rupiah perkilogram jika di Ekspor. Bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah seperti yang di beritakan berikut ini Budidaya Ikan Sidat yang Menggiurkan, Harga Rp70 Juta/Kilo Peminatnya adalah negara-negara Eropa dan Jepang.

Di Indonesia sudah banyak pembudidaya ikan ini. Mereka hanya melakukan pembesaran saja tidak berternak. Bibit sidat masih mengandalkan tangkapan alam. Di tahun 2012 saya pernah menjual 30 ekor anakan sidat ke salah seorang pembudidaya sidat di Jogja. Dia berani bayar 7.500 Rupiah per ekornya untuk ukuran sebesar jari kelingking.
Sayangnya dari sekian banyak pembudidaya sidat termasuk juga kementerian kelautan dan perikanan belum bisa mem-breed ikan ini dikarenakan sidat hanya bisa berkembang biak di laut dalam dan juga jenis kelamin sidat tidak jelas. Jenis kelamin sidat di pengaruhi oleh parameter air. Karena semua pembudidaya sidat masih belum dapat membreed sidat, semua bibit sidat yang mereka besarkan hanya mengandalkan tangkapan alam. Yang saya takutkan adalah lambat laun sidat bisa terancam punah jika terus-terusan di eksploitasi seperti ini.

Sidat di kalangan pemancing
Ikan sidat adalah salah satu target buruan memancing yang paling banyak di cari para penggila mancing. Bagi para pemancing Jogja dan sekitarnya ikan sidat sudah dianggap sebagai maskotnya ikan air tawar. Jika mendapatkan ikan ini ada kebanggaan tersendiri yang dirasakan, apalagi kalau ukurannya besar.

Rata-rata pemancing sidat memakai joran khusus yang pegangannya terbuat dari bambu pilihan dan ujungnya terbuat dari grapit atau karbon yang sangat kuat. Umpannya menggunakan burung emprit, tikus, ulat tanah, gendon, cacing ungker, dll. Para pemancing biasanya memilih waktu malam hari dan memilih tempat-tempat yang angker untuk memancing ikan ini. Karena menurut mereka makin angker suatu sungai makin banyak pula sidatnya. Dari ular sampai hantu seperti pocong dan gendruwo adalah hal yang biasa bagi para pemancing sidat.
Saya juga pernah ikut mancing sidat beberapa kali ditempat-tempat angker (pelosok/dekat kuburan) dan hasilnya, boncosssss.


Sidat sebagai ikan hias

Ada banyak sekali spesies ikan dari keluarga anguila yang tersebar di Dunia. Di Indonesia sendiri ada 7 Jenis yakni A. Bicolor, A. Obscura, A. Acestralis, A.Celebesensis, A. Interioris, A.Borneensis, A. Marmorata. Dari ketujuh spesies itu yang paling banyak di jumpai dan di budidayakan atau di pelihara sebagai ikan hias adalah jenis A. Marmorata dan A. Bicolor

1. Anguilla Marmorata
Sidat jenis ini bercirikan warnanya yang kuning kehijauan dengan totol-totol hitam, Sidat jenis inilah yang paling banyak dipelihara sebagai ikan hias. Di Jogja sidat jenis ini mempunyai nama lokal Sidat Kembang dan banyak terdapat di sungai Winongo. Hampir semua sidat yang berhabitat di sungai Winongo adalah sidat kembang. Oh iya, sidat jenis ini harganya lebih mahal daripada sidat jenis lainnya baik untuk keperluan konsumsi ataupun hias. Berikut ini adalah foto sidat kembang saya yang saya beli dari salah satu teman saya dan juga sidat kembang monster milik Lik Paimo :

sidat
pict by teddy
sidat
pict by Teddy

pict by lik paimo

2. Anguilla Bicolor

Sidat jenis ini berwarna hitam polos dengan perut warna putih. Orang jogja menyebut sidat jenis ini: Sidat Kebo. Kebanyakan jenis inilah yang dibudidaya sebagai ikan konsumsi, namun ada juga yang memeliharanya di akuarium. Sidat jenis ini adalah sidat yang paling gampang jinak, bahkan bisa nyamperin pemiliknya jika akan diberi makan.
berikut adalah foto anguilla bicolor :

pict by agus arwana sentausa

pict by banyu gana

Ikan sidat adalah ikan yang unik untuk dipelihara karena tingkahnya yang lucu, kadang ikan sidat juga sering tidur seperti foto ini:


sidat tidur (by sukartono last marmorata)

Bagi yang baru pertama kali memelihara sidat pasti akan kaget melihat ikan sidat sedang tidur pasti dikira mati hehehe. Ikan yang sangat unik dan cocok untuk dipelihara. Semoga kelestariannya tetap terjaga sampai kiamat nanti (teddy)

Related Posts:

Pasar Pingit Jogja, salah satu pusat penjualan ikan hias

Pasar pingit adalah sebuah kompleks pasar tradisional yang terletak di jalan Kiai Mojo, Yogyakarta. Untuk lebih gampangnya dari arah tugu jogja lurus terus ke barat, ada lampu merah masih kebarat sekitar 200 m, nah letak pasarnya ada di selatan jalan. Seperti pasar tradisional pada umumnya di pasar pingit banyak pedagang yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, singkong, sayur, lauk pauk, bumbu dapur, alat masak, baju, mie ayam, nasi padang, akik, sego bening dll.

Namun tak cuma itu. Di dalam kompleks pasar pasar pingit sebelah timur ada deretan kios-kios yang di khususkan untuk pedagang ikan hias. Kurang lebih ada 7 kios pedagang ikan hias. Ikan-ikan yang di jual disini lumayan lengkap, dari mulai pakan ikan untuk pakan predator, tanaman air, ikan hias yang ramah hingga yang galak, bahkan kodok Afrika. Selain menjual ikan atau hewan, para pedagang disini juga menjual akuarium, aksesoris dan peralatan akuarium lainnya. Umpan mancing seperti lumut dan kodok pun dijual disini. Harganyapun relatif lebih murah jika dibandingkan dengan harga toko. Karena saya sering ke pasar ini, saya kenal dengan beberapa pedagangnya seperti pak Edi, bu Tutik, mas Yanto, mbak Nurul, mas Nafis, Bu Hajjah dan Charli jagoan betta.
Pasar pingit saat terkena abu kelud (pict by me)
1. Pak Edi
Tempat pak Edi berjualan adalah di kios ikan keempat setelah gerbang, ciri-cirinya adalah orangnya tidak gondrong dan sangat ramah. Saya sering berkunjung kesini, bahkan saya pernah minta tolong menitipkan ikan-ikan saya ke kios pak Edi. Kios milik pak Edi menjual perlengkapan akuarium dan berbagai macam ikan hias yang jarang ditemui di kios-kios lain .


pasar pingit
Pak Edi di Kiosnya (pict : adi wisaksono)

2. Bu Tutik
Kios Bu Tutik terletak di ujung pasar, tepatnya di depan kamar mandi pasar agak ke barat. Yang di jual di kios ini mulai dari ikan pakan, aksesoris, ikan hias sampai dengan ikan predator, orangnya enak, terkadang mau diajak barter Ikan ataupun nitip ikan. Saya sering kesini terutama jika membeli pakan dan minta plastik. Dalam berjualan bu Tutik sekarang sudah di bantu oleh anaknya.


Bu Tutik tetap melayani Kaito walaupun cuma liat-liat ikan saja (foto : mas tri)

3. Mas Yanto dan Mbak Nurul
Kios Mas Yanto terletak di ujung kedua deretan kios ikan, Kios ini menjual berbagai macam ikan dan umpan mancing. Kios milik mas yanto adalah kios yang paling besar diantara kios milik pedagang lainnya, mungkin menyewa 3 atau 4 kios yang dijadikan satu. sebelum berangkat mancing saya biasanya membeli upan udang disini.

kios mas yanto (pict by me)






4. Charlie Jagoan Betta
Kios Charlie terletak di kios kedua dari gerbang utara pasar pingit, penandanya adalah papan nama bertuliskan "Jagoan Betta". Di kios ini Charlie melayani pembeli bersama istri dan anaknya. Banyak ikan yang dijual di kios milik charli, namun kebanyakan adalah ikan cupang aduan, dari mulai cupang aduan lokal sampai cupang aduan medan ada disini. Kualitas cupangnyanyapun menurut saya sudah lumayan bagus. Bagi penghobi cupang cobalah mengunjungi kios ini saat singgah ke Jogja.

jagoan betta
anak-anak sedang memilih cupang di kios milik Charlie
Di Jogja, saya lebih memilih membeli pakan di pasar-pasar tradisional seperti pasar pingit ini, karena harganya lebih murah. Seperti contohnya Bu Tutik dan Mas Yanto yang membawa sendiri ikan-ikan pakan (tombro, Nila, Tawes) langsung dari rumahnya (Magelang) yang memang daerah tempat budidaya Ikan. Dan itu menjadikannya lebih murah. Koleksi Ikan-ikan hias di pasar pingitpun tak kalah dengan koleksi toko-toko besar di Jogja. Bahkan ada Ikan NGT, Golden Toman dan Baung jaksa juga di pasar pingit. Menurut saya pasar pingit adalah pasar ikan paling lengkap di Jogja. (Teddy)

Related Posts:

Peacock Bass (Cichla S.P)

Peacock Bass atau para penghobi sering menyingkatnya dengan pbass adalah salah satu ikan air tawar dari keluarga Cichlidae yang berukuran besar. Penyebarannya meliputi sebagian besar Amerika Selatan dan terbagi atas banyak jenis spesies. Salah satu spesiesnya yakni Cichla Temensis adalah chichlid terbesar di benua Amerika.
Bayi peacock bass ngemut ikan mas (by aqualandpetsplus.com)
Karakter
Mulutnya yang besar menandakan bahwa ikan ini adalah predator rakus yang mampu menelan ikan besar. Selain makan ikan pbass juga memangsa hewan air lain seperti udang dan katak. Di alammnya dalam berburu mangsa pbass berenang bergerombol. Di dalam akuarium ikan ini bisa dicomtank bersama dengan ikan-ikan lain asal dengan ukuran yang tidak masuk ke mulutnya.

Sebagai ikan hias
Pbass adalah ikan dengan warna yang indah dan memiliki banyak ragam warna, karenannya ikan inipun dijadikan ikan hias oleh kalangan penghobi. Di Indonesia sendiri pbass sudah lama masuk sebagai ikan hias. Di kota-kota besar sudah banyak kios-kios yang menjual ikan ini. Hargannyapun beragam dari mulai yang termurah seperti monocolus yakni dengan kisaran harga 15.000 rupiah untuk ukuran baby sampai pbass yang masih import seperti temensis dan azul yang untuk ukuran babynya dibandrol dengan harga ratusan ribu rupiah. Walaupun sebenarnnya ikan ini bukan berasal di Indonesia, tetapi ada beberapa pbass yang sudah bisa dibreed di Indonesia yakni seperti Kalberi, Orinoco dan Monocolus. Jadi para pedagang ikan tak perlu mendatangkannya langsung dari luar negeri sehingga menjadikan hargannya lebih murah.

Perawatan
Pbass termasuk ikan yang mudah perawatannya karena merupakan ikan tropis. Untuk memelihara Pbass cukup gunakan tank minimal 60x35 cm dan powerhead beserta sistim filtrasinya. Makin besar tank makin bagus. Untuk dekorasi gunakanlah dasaran gelap dan lampu yang terang. Meskipun tergolong ikan yang mudah untuk dipelihara namun pbass agak sensitif dengan kondisi air terutama jika ukurannya masih baby. Jika kondisi air kurang bersih kebanyakan pbass akan terserang white spot yakni jamur putih yang menempel pada tubuh ikan. Untuk penggunaan air saya rekomendasikan untuk menggunakan air sumur. Apabila menggunakan air PAM lebih baik endapkan terlebih dahulu 24 jam sebelum dimasukkan ke tank. Pengendapan perlu dilakukan supaya kandungan zat kimia dalam air PAM terendap didasar guna mengurangi kandungan zat kimia dalam air. Kandungan zat kimia pada air bisa menyebabkan pbass mati mendadak. Untuk pemberian pakan berilah pakan hidup seperti ikan, udang dan katak untuk ukuran dewasa dan cacing tanah atau cacing sutera untuk pbass ukuran baby. Berilah makan 1-2x saja sehari.

Penanganan penyakit
Jika pbass sudah terlanjur terkena penyakit seperti white spot cukup beri methyl blue, garam ikan atau daun ketapang lalu air kuras 25% tiap hari. Akan lebih bagus lagi jika ditambah dengan menggunakan heater yang diset 30-32 derajat.  Oh iya, perlu diperhatikan juga jika saat musim penghujan dan akuarium pbass ditempatkan di tempat yang mudah terpengaruh suhu di luar, seperti teras dan ruang tamu. Saya rekomendasikan untuk menggunakan heater yang diset pada suhu 28 derajat celcius, karena pada suhu dingin pbass mudah untuk terjangkit ws.

Berikut adalah foto jenis-jenis peacock bass :

1. Peacock bass occelaris

Peacock Bass Occelaris


2. Peacock bas azul

peacock bass azul
peacock bass azul (by kaskus)

3. Peacock bass orinoco
Peacock bass Orinoco (by Adhi Pratama)

3. Peacock bass pinima
Peacock Bass Pinima (by www.raubwelse.de)


4.Peacock bass pleizona
Peacock bass Pleiozona (by julian gonzalez)



5. Peacock bas temensis
Peacock Bass Temensis (foto by http://www.cichlids.com/)


6. Peacock bas thyrorus
Peacock bass thyrorus

7. Peacock bass monocolus

monoculus
Peacock Bass Monoculus (pict by Yudas)

8. Peacock bass vazzoleri
Cichla vazzoleri
Cichla vazzoleri by lilieqq.blog.163.com

9. Peacock bass intermedia
Cichla Intermedia by Enrico Richter




10. Peacock bass jariina

Peacock Bass Jariina (by Actueangling.com)

11. Peacok bass Kelberi
Peacock Bass Kelberi (pict by Hanggoro)


12. Peacock bass melanie
Peacock Bass Melanie (xingu) by MFK


13. Peacock bass mirianae

Peacock Bass Mirianae (by Luana Pigatto)



14. Peacock bass Nigromaculata





Peacock Bass Nigromaculata ( from www.raubwelse.de/)


(teddy)

Related Posts:

Channa Maruliodes (Emperor Snakehead)


Channa Maruliodes atau sering disebut Jalai (Sumatera), Toman Bunga (Melayu), Peyang (Kalimantan) adalah ikan dari keluarga Channa (gabus-gabusan). Daerah penyebaran ikan ini di Indonesia adalah di pulau Kalimantan dan Sumatera. Di dunia ikan hias ikan ini lebih sering disebut dengan Maru.
  Channa Maruliodes (pict by Google)
Ciri fisik
Selama hidupnya Maruliodes mengalami tiga fase warna yakni saat masih bayi ukuran 3-10 cm Maruliodes berwarna gelap kebiru-biruan, pada fase kedua (ukuran 10-30 cm) Maruliodes akan berwarna coklat dengan perut warna putih hampir mirip seperti ikan gabus biasa (channa striata), pada fase ketiga yakni saat dewasa 40-100 cm Maruliodes akan mulai menampakkan warna aslinya yakni kekuningan seperti foto diatas. Dan ketika dewasa akan tumbuh corak berwarna hitam dengan pinggiran putih di sisiknya (bunga), yakni ketika maru memasuki usia 1,5 Tahun dan corak itu akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya umur. Di masing-masing daerah maru memiliki warna dan corak yang berbeda-beda
  1. Di Kalimantan

    Maruliodes yang sedari kecil hidup di sungai-sungai atau rawa-rawa di Kalimantan ketika dewasa akan memiliki warna orange kemerah - merahan dan hitam yang tegas di tubuhnya. Hal ini disebabkan karena di Kalimantan banyak terdapat lahan gambut yang membuat Ph air di sungai-sungai di Kalimantan menjadi rendah. Selain karena faktor itu menurut salah satu teman saya di komunitas IGY, Carlos : Warna maru juga dipengaruhi oleh adanya tanaman kelakai yakni semacam tanaman pakis yang tumbuh di pinggiran danau di Kalimantan, ketika musim kemarau tanaman tersebut akan mati mengering, setelah musim penghujan tiba tanaman kelakai kering tersebut masuk kedanau karena luapan air danau, sehingga menjadikan Ph air rendah, bahkan warna danau akan menjadi kemerahan. Hal ini berpengaruh terhadap warna ikan yang hidup di sana, Tak hanya maruliodes bahkan ikan lain seperti arwana, datz, dan botiapun pun warnanya menjadi kemerahan akibat habitat tersebut. Dibawah ini adalah foto Maruliodes Kalimantan milik mbak Iin :
                     red maru

  2. Di Sumatera

    Di Sumatera maruliodes dikenal dengan nama Jalai, warna maru di daerah sumatera cenderung berwarna gelap kekuningan dengan motif batik pada bagian ekornya. Di bawah ini adalah foto maru milik teman saya Muhamad Kafi :

                                      

Namun apabila dipelihara dari kecil baik maruliodes dari kalimantan ataupun dari sumatera tak ada beda nya. Warna yang akan muncul ketika dewasa tergantung pada perawatan kualitas air: Ph air, makanan, setingan tank dan umur ikan. Sebagai contoh, ini adalah maruliodes sumatera milik affi, warnanya kemerahan seperti maruliodes borneo wc:

                                    


Adapula yang warnanya jadi gelap total, warna maru bisa menjadi gelap seperti gambar dibawah ini selain dikarenakan faktor diatas  bisa juga karena sedang pairing.
                                  


Sebagai Ikan Hias
Di dunia internasional Maruliodes adalah ikan yang terkenal di kalangan penggila ikan predator. Keindahan dan gerakannya yang anggun menjadikan maruliodes sebagai salah satu ikan eksotis yang cukup mahal di luar negeri. Di pasaran lokal ikan ini juga mulai banyak diperjual-belikan sebagai ikan hias dan cukup diminati kalangan hobiis,  khususnya dikalangan penghobi ikan predator.
Di bawah ini adalah foto harga maruliodes yang di jual di salah satu toko ikan hias di jogja, foto diambil 2 tahun yang lalu oleh teman saya Dono




Sifat
Maruliodes termasuk ikan yang kalem dan "ramah", berbeda dengan jenis snakehead lainnya yang cenderung agresif dan susah di comtank. Channa Maruliodes adalah ikan yang paling saya sukai. selama saya memelihara ikan, lebih dari 30 maruliodes sudah saya pelihara. Namun tak pernah ada yang sampai ukuran 50 cm up, baik dikarenakan mati melompat ataupun kujual karena tergoda bujuk rayu duniawi. Sekarang saya cuma memelihara 2 ekor maruliodes dari Kalimantan dan satu lagi dari Sumatera. Mungkin 2 ekor maru ini akan saya pertahankan sampai mati :D





Maru Sumatera pertama saya tahun 2012



Maru Borneo kesayanganku






(teddy)

Related Posts:

Anubias Broadleaf (anubias Barteri var. barteri)

Anubias broadleaf adalah salah satu tumbuhan dari genus Anubias yang berasal dari Afrika. Tumbuhan ini bercirikan daunnya yang lebar dan tebal berbentuk hati serta memiliki pertumbuhan yang lambat. Anubias Broadleaf termasuk tumbuhan semi aquatic yang tumbuh di rawa-rawa atau daerah berair lainnya. Tanaman ini sudah dimanfaatkan oleh para hobiis aquascape dan hobiis ikan hias sebagai tanaman penghias tank.
pict by me
Di Pasaran
Anubias broadleaf sudah banyak diperjual belikan di toko-toko ikan hias dan toko-toko aquascape. Biasanya harga jualnya ditentukan oleh jumlah daun ataupun menurut ukuran rhizome. Saat saya menulis artikel ini harganya masih kisaran 5000-an rupiah per daun.

Perawatan
Perawatan Anubias cukuplah mudah. Tanaman ini tidak memerlukan banyak cahaya. Dalam merawat cukuplah beri pupuk cair atau pupuk dasar saja secara teratur guna memenuhi kebutuhan gizinya. Untuk menanamnya di akuarium cukup ikat rizom anubias di batu atau kayu agar tenggelam di air dan tidak bergerak kemana-mana. Karena tumbuhan anubias di alamnya tumbuh di daerah tropis maka tidak susah pula untuk mengembangbiakannya. Teman saya Gunawan dari Kabupaten Batang membudidaya tanaman ini hanya dengan kolam terpal yang dibiarkan terpapar matahari.

Saya suka tumbuhan ini karena memiliki kelebihan: daunnya dapat tumbuh besar serta keras dan tahan lama. kelebihannya tersebut menjadikannya cocok ditanam untuk memperindah tank ikan predator. Jika anda adalah seorang pemula di dunia tumbuh-tumbuhan seperti saya, anubias broadleaf mungkin bisa jadi pilihan utama, karena anubias broadleaf termasuk tumbuhan air yang kuat dan tidak memerlukan perawatan yang ribet.  Ketika keluar kota saya pernah menelantarkan tumbuhan ini. Tidak saya urus selama sebulan, tanpa lampu dan tanpa pupuk, masih hidup malah tumbuh tunas-tunas baru. Padahal tumbuhan lainnya yang satu tank dengannya mati. amazing! (Teddy)



photo kaskus

photo : kaskus


Related Posts:

Ikan Cupang Hias

Bukan bermaksud untuk merendah atau meninggi, tapi memang sebenarnya bukan kapasitas saya untuk membahas ikan yang satu ini karena pengetahuan saya tentang ikan cupang sangat  minim. Tetapi, karena ikan cupang memiliki kenangan tersendiri dalam masa kecil saya, maka saya akan coba membahasnya secara sederhana. Cupang memiliki kenangan tersendiri bagi saya karena ikan ini adalah salah satu ikan yang pertama kali saya kenal setelah guppy dan koi. Untuk mendapatkan ikan ini saya pada waktu kelas 2 SD pernah berjalan kaki dari desa saya ke desa Kramat di timur alun-alun kota sejauh 7 km.

Cupang atau sering disebut Betta atau Siem adalah ikan dari genus Osprhonemus yang persebarannya meliputi sebagian kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Ikan Cupang dikelompokkan menjadi 3 yakni: cupang aduan, cupang hias dan cupang alam.Cupang termasuk kategori ikan yang berukuran kecil dengan panjang tubuh maksimal antara 6 cm sampai 9 cm, tergantung jenisnya.

Sebagai ikan hias
Masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal ikan cupang sebagai ikan hias, dikarenakan ikan ini memang memiliki keindahan pada warna serta pola nya. Selain itu juga dikarenakan pula ikan cupang adalah ikan yang mudah untuk dipelihara. Karena sudah sangat lama bersinggungan dengan masyarakat indonesia dan selalu bermunculan inovasi-inovasi yang menghasilkan cupang dengan jenis-jenis baru maka cupang menjadi ikan yang populer di Indonesia. Saking populernya, ikan ini masuk dalam kategori ikan wajib yang pasti tersedia ditoko-toko ikan hias. Kisaran harganyapun terjangkau yakni sekitar 1.500 - 50.000 rupiah untuk cupang dengan kualitas menengah kebawah. dan >50.000 Rupiah untuk kualitas yang bagus. Namun ada juga ikan cupang dengan harga ratusan sampai jutaan rupiah yakni untuk ikan cupang yang masuk kategori sangat amat unik ataupun ikan cupang yang sudah memenangkan berbagai macam kontes.

Pemeliharaan dan perawatan
Ikan cupang termasuk ikan yang mudah dipelihara dan tidak memerlukan tempat yang besar. Untuk memeliharan cupang biasanya penghobi hanya memakai akuarium dengan lebar 14-20 cm dan ada juga yang memakai botol-botol kecil atau toples. Untuk memelihara ikan ini akuarium tidak perlu dipasang sistem aerasi ataupun water pump karena ikan cupang adalah tipe ikan yang bernafas dengan labirin sehingga dalam bernafas ia mengambil udara langsung ke permukaan air.

Faktor yang sangat perlu diperhatikan dalam memelihara cupang adalah air. Untuk penggunaan air, lebih baik memakai air sumur biasa apabila menggunakan air PAM, air harus diendapkan dulu semalam untuk mengurangi kandungan bahan kimia yang biasanya terdapat di air PAM. Adapula hobiis yang menambahkan daun ketapang pada air yang akan dipakai untuk memelihara cupang. Daun ketapang berfungsi untuk menurunkan Ph air sehingga bakteri dan jamur akan susah berkembang dan ikan juga merasa nyaman, karena di habitat aslinya ikan cupang juga mendiami perairan dengan Ph air yang rendah.

Dalam menjaga kesehatan ikan cupang teruslah pantau kualitas air, karena kualitas air yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ikan. Menurut teman saya Dharma, untuk menjaga kualitas air kita perlu mengganti air 3-7 hari sekali, atau mengganti airnya jika sudah dirasa kotor. Untuk menjaga agar air tidak cepat kotor berilah makanan secukupnya, jangan sampai ada sisa makanan di tempat pemeliharaan cupang. Jika cupang sakit usahakan jangan menggunakan bahan kimia seperti methyl blue untuk mengobatinya. Cukup gunakan obat alami saja seperti daun ketapang dan garam ikan. Karena penggunaan bahan-bahan kimia dapat mengurangi imunitas ikan terhadap bakteri dan jamur.
Apa makanan ikan cupang? Ikan cupang dewasa bisa diberi makanan cacing sutera, cacing tanah, jentik nyamuk, artemia dan pelet. Untuk cupang yang masih baby bisa diberi kutu air, rebusan telur atau tepung udang. Kualitas dari pakan yang kita berikan pada ikan cupang juga mempengaruhi kesehatan ikan. Usahakan jangan memberi makan cupang dengan jentik nyamuk atau kutu air yang didapatkan dari selokan yang kotor atau sudah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia seperti detergen, limbah kimia dan sabun tanpa mensterilkannya terlebih dahulu.

Yang membuat cupang menarik, salah satunya adalah karena jenisnya sangat beragam. Ikan cupang hias memiliki banyak kategori jenis, yakni :


Cupang Plakat

Cupang Plakat adalah ikan cupang yang mempunyai ekor paling pendek dibanding cupang hias jenis lainnya. Bentuk ekornya pendek membulat. Ikan ini berasal dari Thailand. Berdasar info yang saya baca, nama plakat berasal dari bahasa Thailand yang artinya cupang aduan. Karena memang pada awalnya cupang plakat dikembangbiakan untuk keperluan sebagai ikan aduan. Karena ekornya yang lebih pendek dibanding ikan cupang lainnya maka di Indonesia cupang plakat sering juga disebut dengan cupang ekor pendek. Ikan cupang plakat termasuk ikan yang mudah ditemukan di toko-toko ikan hias. Berikut adalah foto-foto cupang plakat dari teman-teman PIHIKU:


cupang red
Red Cooper (foto : riansa)
Fancy pict by samuel


PK mustard (pict by gatz)


Pk Lavender (pict by bowo)

 Plakat white opaque (pict by gatz)


Black cooper red wash (pict by bowo)

Dragon Line Fancy Monster Face (pict by riansa)



Cupang Halfmoon

Cupang halfmoon atau masyarakat awam menyebutnya dengan cupang ekor panjang adalah jenis ikan cupang dengan ekor paling panjang dibandingkan jenis cupang hias lainnya. Cupang ini juga merupakan cupang dengan perawatan yang paling susah daripada jenis cupang lainnya. Nama halfmoon dalam bahasa indonesia adalah separuh bulan hal ini merujuk pada ekornya yang berbentuk separuh lingkaran. Halfmoon cukup mudah ditemukan di toko-toko ikan hias dengan harga mulai dari 1500 Rupiah. Berikut adalah beberapa foto cupang halfmoon :
Betta
Halfmoon red (pict by bowo)


HM Blue full mask size M (pict by bowo)
Halfmoon white opaque by Dharma





Cupang crown tail

Cupang crown tail atau saya sering menyebutnya cupang serit adalah ikan cupang dengan ekor berbentuk seperti sobek-sobek tetapi beraturan. Crown yang jika diartikan dalam bahasa indonesia berarti mahkota merujuk pada bentuk ekor ikan ini yang mirip mahkota raja-raja eropa pada abad pertengahan. Beberapa jenis crowntail dilihat dari sobekan pada ujung ekornya terbagi dalam beberapa jenis yakni serit tunggal, serit ganda, serit empat, serit balon, dan serit menyilang.

Ikan ini dulu sangat jarang sekali dijumpai, saya pertama kali melihat cupang crowntail adalah sekitar tahun 2000an awal di salah satu toko ikan hias di Kudus. Tepatnya di toko "PUSAT AQUARIUM DAN IKAN HIAS" sebelah barat pom bensin Prambatan, Kudus. Karena jaman dulu masih jarang ikan cupang jenis crown tail di jual sangat mahal, yakni sekitar 50-100 ribu. jumlah uang tersebut di tahun segitu tergolong nominal yang besar.

Seiring dengan meningkatnya produksi ikan cupang crowntail oleh para peternak, Lambat laun harganyapun turun drastis. Di jaman sekarang ikan ini sangat mudah dijumpai di toko-toko ikan hias, harganyapun relatif terjangkau yakni kisaran >3.000 Rupiah. Berikut adalah salah satu foto crowntail :

Crown tail black orchid serit ganda (entah kenapa om dharma memberi watermarknya gede sekali hahaha)


Cupang double tail
Dinamakan double tail dikarenakan ikan ini pada bagian ekornya terbelah seakan-akan memiliki dua ekor/ekor ganda. Ikan ini termasuk jarang dijumpai di kios-kios ikan hias dan hanya kios ikan tertentu saja yang menjualnya. Menurut saya dari berbagai macam variasi bentuk ekor cupang, cupang double tail adalah ikan cupang dengan bentuk paling unik dan menarik. Berikut adalah beberapa foto ikan cupang jenis double tail :

betta
Halfmoon double tail halfmoon( by dharma)

betta
Plakat double tail white opaque (by Dharma)


Cupang Giant
Cupang giant adalah jenis cupang yang paling besar diantara jenis cupang lainnya. Kata "giant" sendiri dalam bahasa Indonesia berarti Raksasa. Ikan ini bisa mencapai panjang maksimal sekitar 9-10 cm. Ikan cupang jenis ini juga jarang dijual di kios-kios ikan hias dan hanya dijual di tempat-tempat tertentu saja.

Beberapa foto cupang giant :
Plakat black cooper giant (by dharma)
White platinum giant
White platinum giant (pict by dharma)
White platinum giant
Giant Besgel (by Riyan Fajar)




Cupang Bigig Ear
Seperti namanya cupang big ear adalah cupang dengan sirip renang lebih lebar dan tebal daripada jenis cupang lainnya. Hal tersebut menjadikan cupang ini sekilas terlihat seperti mempunyai kuping yang besar, kuping nyekantang kalau orang jawa bilangnya. Ikan cupang jenis ini adalah jenis cupang yang saya sukai juga, mungkin kelak aku akan memelihara cupang ini beberapa ekor.

berikut beberapa foto cupang big ear :






Beberapa pedagang cupang yang saya kenal di Kudus
Akhir-akhir ini di kota saya ikan-ikan jenis micro sedang banyak di gemari, mungkin karena harganya yang relatif murah, pakannya yang praktis dan tak memakan banyak tempat, selain itu bagi pedagang ikan dengan kategori ikan micro adalah ikan fast moving yang perputarannya di pasaran sangat cepat dibanding ikan hias lain. Dari sekian banyak jenis-jenis ikan micro tersebut yang paling ramai adalah cupang. Sesuai hukum alam yang berlaku. Maka bermunculanlah banyak pedagang ikan cupang di kota saya dan sekitarnya.
Namun dari kesemua pedagang cupang tersebut ada beberapa yang saya kenal baik, yakni Mas Ahmad Amin, Dharmawan dan Loekman hakim.

1. Ahmad Amin
Seorang pedagang cupang yang belum lama berkecimpung di dunia ikan hias dan sekarang sudah membuka peternakan cupang di sebelah pondok tempatnya mengajar mengaji. Selain cupang dia juga menjual berbagai jenis ikan lainnya seperti platy dan guppy. Selain dari hasil beternak sendiri Ahmad Amin juga mengambil ikan dari peternak lainnya. Ahmad Amin adalah seorang pedagang murni yang punya keuletan dan strategi yang cerdas untuk mengembangkan bisnisnya. Pertama kali saya ketemu Ahmad Amin adalah saat kopdar pertama komunitas PIHIKU.

Kolam milik Ahmad Amin


tempat Amin setelah terkena banjir masih di kunjungi pembeli


2. Dharma
Seorang hobiis cupang yang sekarang menjadi peternak sekaligus pedagang cupang dan sudah membuka kios di rumahnya. Mas Dharma adalah seorang yang cerdas dan piawai dalam menjaga kualitas ikan cupang. Hingga pelanggannya tersebar luas diseluruh Indonesia, bahkan sampai mancanegara.

kios dharma betta
3. Loekman Hakim
Seorang hobiis ikan asal demak yang juga berjualan ikan cupang di rumahnya. Karena tempetnya kecil maka dia hanya melayani pembelian cupang eceran. Meskipun begitu, jenis cupangnya  tak kalah beragam dengan pedagang besar lainnya. Ikan-ikan cupang Loekman kebanyakan didatangkannya dari Semarang.

cupang milik loekman yang ditempatkan di tank aquascape



Hanya itu saja yang bisa saya bahas tentang cupang. Semoga kedepannya para peternak bisa lebih solid dan dapat mencetak cupang-cupang yang semakin berkualitas. Teruslah berkarya dan menciptakan inovasi-inovasi baru. Ganbatte Kudesai! (Teddy)











Related Posts: